Senin, 28 Desember 2015

UAS Seni Rupa Unnes Kritik Seni Holistik Terhadap Lukisan Putu Sutawijaya Yang Berjudul Tarian Kesunyian - Isa ansori



Apresiasi Dan kritik Seni 
Kritik Seni Holistik Terhadap Lukisan Putu Sutawijaya Yang Berjudul Tarian Kesunyian




Putu Sutawijaya, Tarian Kesunyian, 2010, Mix Media on Canvas, 190 cm x150 cm


Deskripsi        
      Lukisan merupakan ungakapan dan ide dari seorang seniman yang di tuangkan pada sebuah kanvas ataupun media lainnya. Lukisan memiliki berbagai tujuan,mulai dari kritik sosial,budaya,politik dan ekspresi seniman. Lukisan karya Putu Sutawijaya di atas berjudul Tarian Kesunyian yang dibuat pada tahun 2010. Putu Sutawijaya lahir tanggal 27 November 1970 di Angseri, Baturiti, Tabanan, Bali. Sejak masih kecilsudah menekuni dunia seni, khusunya seni lukis. Saat masih SMP dia sudah mampu menjual karya-karya ilustrasi wajah indo dan oriental sebagai sampul novel ke penerbit lokal. Setelah mengikuti pendidikan seni di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), dia menjual karya lukis khas Bali tradisionalnya ke Pasar Seni Sukawati. Setelah lulus dari SMSR tahun 1991, dia melanjutkan pendidikan ke Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, masuk jurusan Seni Lukis (1991-1998). Pengalaman berkeseniannya dimulai ketika ia membawa-bawa gulungan karya untuk diperlihatkan pada galeri-galeri kecil di Bali setiap libur semester, sebagai langkah awal memperkenalkan karyanya ke masyarakat. Pengalaman ini yang mewarnai perkembangan estetiknya mulai dari ide, kreativitas dan kemauan pasar. Perjuangan untuk mendapat apresiasi juga menjadi tantangan tersendiri baginya.Seluruh hidupnya didedikasikan pada dunia seni, mendorongnya membuat karya seni yang dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Putu Sutawijaya terus membuat karya-karya baru yang berbeda dengan karya-karya pada masa itu. Salah satunya adalah menggunakan figur laki-laki dalam karyanya. Karakteristiknya yang lain, ia kerap menggunakantinta bakpada media berkaryanya. Salah satu karyanya Looking for Wings terjual di balai lelang Sotheby’s dengan harga fantastis. Para pengamat senirupa menyebut peristiwa itu sebagai insiden Mei 2007, yang telah menjadi pemicu ledakan senirupa kontemporer Indonesia di Asia TenggarA. Indonesia akhirnya diperhitungkan sebagai tempat baru perburuan seni kontemporer khusunya seni lukis, bersaing dengan Tiongkok dan India. Sejak itulah nama Putu Sutawijaya berada di jajaran seniman muda kelas atas Indonesia.
            Lukisan karya Putu Sutawijaya tersebut berukuran besar yaitu 190x150 cm. Lukisan tersebut menggunakan media campuran dikanvas.Teknik pembuatannya dengan menggunakan palet, kuas dan cipratan-cipratan cat.Dilukisan tersebut terdapat subjek seorang penari laki-laki. Subjek penaritersebut  sedang bergerak dengan melangkahkan kakinya.Kakinya sebelah kanan terlihat sedangbergerak kesamping dengan tumpuan kaki sebelah kiri.Pada bagian tangan sebelah kanan bergerak kebawah dengan posisi tangan dalam gerakan  tarian disebut boyo mangap dan tangan sebelah kiri dengan posisi nyekithing. Subjek manusia dominan menggunakan warna hitam, tetapi juga diberi sentuhan warna coklat dan abu-abu dibeberapa bagian. Dalam lukisan ini terdapat komposisi yang menarik, yaitu subjek manusia berada di tengah dan agak menjorok ke sebelah kiri.

Analisis Formal
            Sapuan kuas warna hitam yang terdapat pada bagian kepala memberikan kesan sedang bergerak.Warna hitam dalam subjek manusia memberi kesan kuat,sedangkan warna coklat dan abu-abu memberi kesan ringan. Warna yang ditampilkan juga sangat minimalis yaitu hanya menggunakan warna abu-abu,hitam dan coklat.Penggunaan minimalis warna memberikan kesan kesederhanaan. Kesan yang tertangkap dalam lukisan tersebut adalah kedamaian,ketenangan, dan penuh dengan konsentrasi. Hal tersebut didukung oleh background yang warnanya kelihatan menyejukkan meskipun dengan goresan yang sangat ekspresif. Warna-warna ini merupakan ciri khas dari lukisan Putu Sutawijaya itu sendiri.
            Pada beberapa bagian seperti tangan dan kaki diberi garis hitam yang ekspresif untuk mempertegas bentuknya.Pada bagian atas terdapat goresan dan plototan cat yang mengikuti gerakan kepala.Raut tersebut memberi kesan gerakan kepala yang sedang berlenggak-lenggok.Pada bagian kaki terdapat sapuan kuas yang sangat kuat dan menjorok kekaki sebelah kiri.Kuasan tersebut memberi kesan kaki sebelah kiri sedang bergerak kesamping.Pada bagian tangan kanan sampai kiri terdapat bloboran cat yang mengalir kebawah, memberikan kesan sedang bergerak.Sapuan kuas warna hitam yang digunakan sangat kuat, dan membentang dibagian atas dari kiri sampai kanan.Bentuk tersebut memberi komposisi yang menarik dalam lukisan tersebut.Pada bagian background dominan menggunakan warna abu-abu dan diberi sedikit warna coklat dibeberapa bagian, memberikan kesan lebih hidup dalam lukisan tersebut. Goresan kuas pada background  kelihatan sangat ekspresif,dibuat menggunakan pisau palet dibeberapa bagian.

Interpretasi
            Putu sutawijaya ingin mengekspresikan gerakan dari seorang penari.Dimana dalam lukisan tersebut terlihat seorang penari yang sedang menari sendirian.Meskipun yang ditampilkan hanya seorang penari saja,tetapi subjek terebut cukup kuat dan ekspresif sekali.Putu Sutawijaya ingin mengungkapkan dalam lukisan tersebut, ketika seseorang dalam kesendirian dan berkonsentrasi,orang tersebut akan dapat mengekspresikan dirinya sebebas-bebasnya.Ekspresi yang tanpa keraguan dan kebimbanagan. Semua mengalir apa adanya.

Evaluasi
            Secara keseluruhan lukisan ini sangat baik. Butuh kematangan dari segi teknik, pengalaman dan pengetahuan yang tinggi untuk dapat membuat lukisan terebut. Penggunaan warnanya juga sangat sederhana sekali dan tidak berlebihan. Dimana kesederhanaan warna tersebut merupakan ciri khas dari lukisan Putu Sutawijaya sendiri. Pembuatan warnanya sudah sangat matang dan goresan garisnya juga sangat berkualitas. Lukisan ini lebih menekanakan pada ungkapan ekspresi. Ekspresi dari seniman sangat terasa sekali lewat goresan kuasnya. Lukisan ini mampu merefleksikan pembentukan energi kejiwaan  mewakili gejolak yang dialami oleh Putu Sutawijaya pada saatberproses. Dimana gejolak tersebut sudah tertahan lama dan pada saat yang tepat diekspresikan pada sebuah kanvas.


Isa Ansori
2411413031

Seni Rupa S1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar