Kritik Seni Terhadap Lukisan
Joko Pekik Yang Berjudul Crocodille Go To Hell
Joko Pekik, Crocodille go to hell, 2014, Oil on
canvas, 300 cm x 600 cm
Deskripsi
Lukisan
di atas karya joko pekik yang berjudul Crocodille
Go To Hell. Lukisan tersebut ditampilkan Joko Pekik dalam pameranArtJog tahun 2014. Lukisan Joko Pekik tersebut berukuran sangat
besar yaitu 300 cm x600 cm menggunakan media cat minyak di kanvas.Dalam lukisan
tersebut terdapat subjek seekor buaya raksasa yang sedang menggaruk-garuk tanah.
Buaya tersebut terlihat sangat buas dengan mulut yang terbuka dan cakarnya
sangat tajam sekali.Tanah galian buaya tersebut membentuk sebuah lingkaran
dengan titik di tengahnya. Dalam lukisan tersebut tergambarkan lidah buaya
sedang menjulur ke titik tengah lingkaran yang dibuatnya.Kepala dan badan buaya
terdapat disebelah kanan,sedangkan ujung ekornya berada disebelah kiri atas.Pada
sebelah kiri terdapat subjek kerumunan manusia yang ingin melawan buaya
tersebut. Dalam kerumunan tersebut ada yang membawa bambu runcing, pisau maupun
tangan kosong.Disebelah kanan atas lukisan tersebut terdapat subjek perumahan
penduduk Papua dan pegunungan yang membentang dari arah kanan ke kiri. Lukisan
tersebut dominan menggunakan warna coklat, terutama pada bagian tanah dan
kerumunan orang. Subyek buaya sendiri yang berwarna coklat kehijauan dan warna
merah pada lidahnya.
Analisis Formal
Lukisan
tersebut memiliki komposisi yang sangat menarik. Hampir setengah bidang kanvas
dipenuhi oleh seekor tubuh buaya. Hal itu memberikan kesan bahwa buaya tersebut
sudah menguasai bidang lukisan. Buaya tersebut seperti sedang menjaga tanah
galiannya dari kerumunan masyarakat. Lidahnya berwarna merah sedang menghisap
intisari tanah galiannya. Kerumunan masyarakat di tempatkan sebelah kiri bawah,
memberikan kesan golongan masyarakat yang sedang terpojokan oleh buaya
tersebut. Tetapi kerumunan itu terlihat berusaha melawan buaya tersebut. Dalam
lukisan tersebut tergambarkan suasana sengketa yang sangat panas antara buaya
raksasa dan masyarakat.
Tabel Analisis
No
|
Subjek
|
Unsur
|
Prinsip
|
1
|
|
Buaya
raksasa dengan lidah yang menjulur
|
Bentk
kekuasaan asing yang sedang menikmati sumber daya alam Indonesia
|
2
|
|
Lubang
melingkar
|
Lubang
tambang galian yang ikuasai oleh perusahaan asing
|
3
|
|
Krumunan
penduduk
|
Masyarakat
indonesia yang ingin merebut kekayaan alamnya kembali
|
4
|
|
Rumah
masyarakat
|
Meskipun
kaya dengan sumbr daya alam, tetapi keadaan masyarakat Indonesia tetap miskin
|
5
|
|
Pegunungan
|
Betapa
kayanya sumber daya alam Indonesia
|
Interpretasi
Joko
Pekik ingin menggambarkan keadaan Indonesia yang sekarang ini dalam lukisan
tersebut. Buaya rakasasa menggambarkan tentang kapitalisme yang ada di
Indonesia. Banyak sekali perusahaan-perusahaan asing yang menguasai kekayaan
alam Indonesia. Perusahaan asing tersebut mengeruk habis-habisan sumber daya
alam yang ada di Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia hanya bisa
menontonnya saja.
Joko Pekik mengibaratkan buaya raksasa dalam lukisan
terebut adalah perusahaan freeport
yang bergerak dibidang tambang emas. Buaya tersebut membuat lubang mirip
tambang emas perusahaan freeport yang ada di Papua. Buaya menggambarkan
perusahaan freeport yang sangat
serakah karena menikmati hasil tambang emas untuk dirinya sendiri. Sebagai
pemilik tambang, Indonesia hanya diberi sedikit bagaian. Akhirnya masyarakat
Indonesia yang sadar akan hal tersebut menjadi geram dan marah. Masyarakat
Indonesia ingin sekali mengusir perusahaan tersebut dengan cara apapun. Tetapi
perusahaan tersebut terlalu kuat untuk dikalahkan.
Evaluasi
Lukisan
Joko Pekik tersebut lebih menekankan pada segi ilustrasi dan simbolik. Segi
ilustrasinya tergambarkan pada kerumunan masyarakat yang sedang melawan buaya.
Sedangkan segi simboliknya tergambarkan pada buaya itu sendiri. Seekor buaya
sudah cukup mewakili keserakahan dan kerakusan dari perusahaan tersebut. Secara
keseluruhan lukisan tersebut sangat menarik. Butuh pengalaman yang luar biasa
untuk dapat mengambarkan lukisan tersebut.
Isa Ansori
2411413031
Seni Rupa S1
2411413031
Seni Rupa S1
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar