Apresiasi Dan
kritik Seni
Kritik Seni Holistik Terhadap Lukisan
Putu Sutawijaya Yang Berjudul Tarian Kesunyian
Putu Sutawijaya, Tarian
Kesunyian, 2010, Mix Media on Canvas, 190 cm x150 cm
Deskripsi
Lukisan merupakan ungakapan dan ide dari seorang
seniman yang di tuangkan pada sebuah kanvas ataupun media lainnya. Lukisan
memiliki berbagai tujuan,mulai dari kritik sosial,budaya,politik dan ekspresi
seniman. Lukisan karya Putu Sutawijaya di atas berjudul Tarian Kesunyian yang
dibuat pada tahun 2010. Putu Sutawijaya lahir tanggal 27 November 1970 di
Angseri, Baturiti, Tabanan, Bali. Sejak masih kecilsudah menekuni dunia seni,
khusunya seni lukis. Saat masih SMP dia sudah mampu menjual karya-karya
ilustrasi wajah indo dan oriental sebagai sampul novel ke penerbit lokal. Setelah
mengikuti pendidikan seni di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), dia menjual
karya lukis khas Bali tradisionalnya ke Pasar Seni Sukawati. Setelah lulus dari
SMSR tahun 1991,
dia melanjutkan pendidikan ke Institut Seni Indonesia (ISI)
Yogyakarta, masuk jurusan Seni Lukis (1991-1998). Pengalaman
berkeseniannya dimulai ketika ia membawa-bawa gulungan karya untuk
diperlihatkan pada galeri-galeri kecil di Bali setiap libur
semester, sebagai langkah awal memperkenalkan karyanya ke masyarakat. Pengalaman
ini yang mewarnai perkembangan estetiknya mulai dari ide, kreativitas dan
kemauan pasar. Perjuangan untuk mendapat apresiasi juga menjadi tantangan tersendiri
baginya.Seluruh hidupnya didedikasikan pada dunia seni, mendorongnya membuat
karya seni yang dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Putu Sutawijaya terus
membuat karya-karya baru yang berbeda dengan karya-karya pada masa itu.
Salah satunya adalah menggunakan figur laki-laki dalam karyanya. Karakteristiknya
yang lain, ia kerap menggunakantinta bakpada media berkaryanya. Salah satu
karyanya Looking for Wings terjual di balai lelang Sotheby’s dengan harga
fantastis. Para pengamat senirupa menyebut peristiwa itu sebagai insiden Mei
2007, yang telah menjadi pemicu ledakan senirupa kontemporer Indonesia di Asia
TenggarA. Indonesia akhirnya diperhitungkan sebagai tempat baru perburuan
seni kontemporer khusunya seni lukis, bersaing dengan Tiongkok dan India. Sejak itulah
nama Putu Sutawijaya berada di jajaran seniman muda kelas atas Indonesia.
Lukisan karya Putu Sutawijaya tersebut berukuran besar
yaitu 190x150 cm. Lukisan tersebut menggunakan media campuran dikanvas.Teknik
pembuatannya dengan menggunakan palet, kuas dan cipratan-cipratan cat.Dilukisan
tersebut terdapat subjek seorang penari laki-laki. Subjek penaritersebut sedang bergerak dengan melangkahkan kakinya.Kakinya
sebelah kanan terlihat sedangbergerak kesamping dengan tumpuan kaki sebelah
kiri.Pada bagian tangan sebelah kanan bergerak kebawah dengan posisi tangan dalam
gerakan tarian disebut boyo mangap dan
tangan sebelah kiri dengan posisi nyekithing. Subjek manusia dominan
menggunakan warna hitam, tetapi juga diberi sentuhan warna coklat dan abu-abu
dibeberapa bagian. Dalam lukisan ini terdapat komposisi yang menarik, yaitu
subjek manusia berada di tengah dan agak menjorok ke sebelah kiri.
Analisis Formal
Sapuan kuas warna hitam yang terdapat pada bagian kepala memberikan
kesan sedang bergerak.Warna hitam dalam subjek manusia memberi kesan
kuat,sedangkan warna coklat dan abu-abu memberi kesan ringan. Warna yang
ditampilkan juga sangat minimalis yaitu hanya menggunakan warna abu-abu,hitam
dan coklat.Penggunaan minimalis warna memberikan kesan kesederhanaan. Kesan
yang tertangkap dalam lukisan tersebut adalah kedamaian,ketenangan, dan penuh
dengan konsentrasi. Hal tersebut didukung oleh background yang warnanya
kelihatan menyejukkan meskipun dengan goresan yang sangat ekspresif. Warna-warna
ini merupakan ciri khas dari lukisan Putu Sutawijaya itu sendiri.
Pada beberapa bagian seperti tangan dan kaki diberi garis
hitam yang ekspresif untuk mempertegas bentuknya.Pada bagian atas terdapat
goresan dan plototan cat yang mengikuti gerakan kepala.Raut tersebut memberi
kesan gerakan kepala yang sedang berlenggak-lenggok.Pada bagian kaki terdapat sapuan
kuas yang sangat kuat dan menjorok kekaki sebelah kiri.Kuasan tersebut memberi
kesan kaki sebelah kiri sedang bergerak kesamping.Pada bagian tangan kanan
sampai kiri terdapat bloboran cat yang mengalir kebawah, memberikan kesan
sedang bergerak.Sapuan kuas warna hitam yang digunakan sangat kuat, dan
membentang dibagian atas dari kiri sampai kanan.Bentuk tersebut memberi
komposisi yang menarik dalam lukisan tersebut.Pada bagian background dominan
menggunakan warna abu-abu dan diberi sedikit warna coklat dibeberapa bagian,
memberikan kesan lebih hidup dalam lukisan tersebut. Goresan kuas pada
background kelihatan sangat ekspresif,dibuat
menggunakan pisau palet dibeberapa bagian.
Interpretasi
Putu sutawijaya ingin mengekspresikan gerakan dari seorang
penari.Dimana dalam lukisan tersebut terlihat seorang penari yang sedang menari
sendirian.Meskipun yang ditampilkan hanya seorang penari saja,tetapi subjek
terebut cukup kuat dan ekspresif sekali.Putu Sutawijaya ingin mengungkapkan
dalam lukisan tersebut, ketika seseorang dalam kesendirian dan
berkonsentrasi,orang tersebut akan dapat mengekspresikan dirinya
sebebas-bebasnya.Ekspresi yang tanpa keraguan dan kebimbanagan. Semua mengalir
apa adanya.
Evaluasi
Secara keseluruhan lukisan ini sangat baik. Butuh
kematangan dari segi teknik, pengalaman dan pengetahuan yang tinggi untuk dapat
membuat lukisan terebut. Penggunaan warnanya juga sangat sederhana sekali dan
tidak berlebihan. Dimana kesederhanaan warna tersebut merupakan ciri khas dari
lukisan Putu Sutawijaya sendiri. Pembuatan warnanya sudah sangat matang dan
goresan garisnya juga sangat berkualitas. Lukisan ini lebih menekanakan pada
ungkapan ekspresi. Ekspresi dari seniman sangat terasa sekali lewat goresan
kuasnya. Lukisan ini mampu merefleksikan pembentukan energi
kejiwaan mewakili gejolak yang dialami
oleh Putu Sutawijaya pada saatberproses. Dimana gejolak tersebut sudah tertahan
lama dan pada saat yang tepat diekspresikan pada sebuah kanvas.
Isa Ansori
2411413031
Seni Rupa S1