Selasa, 29 Desember 2015



ISA ANSORI
2411413031

TAHAP-TAHAP KRITIK SENI RUPA
Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan awal dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, kita harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa didasari pengetahuan tersebut, niscaya kita akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
Analisis
Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini kita harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni. Perhatikan karya berikut ini, kemudian telusurilah unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam karya tersebut.
Interpretasi
Menafsirkan atau menginterpretasi merupakan tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sifatnya sangat terbuka, dan dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kamu. Semakin luas wawasan kamu semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus sebanyak-banyaknya mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan dengan karya seni rupa.
Evaluasi
Evaluasi atau penilaian merupakan tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap beragam aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.

Senin, 28 Desember 2015

Tugas - Kritik Seni Terhadap Lukisan Joko Pekik Yang Berjudul Crocodille Go To Hell



Kritik Seni Terhadap Lukisan Joko Pekik Yang Berjudul Crocodille Go To Hell



Joko Pekik, Crocodille go to hell, 2014, Oil on canvas, 300 cm x 600 cm

Deskripsi
            Lukisan di atas karya joko pekik yang berjudul Crocodille Go To Hell. Lukisan tersebut ditampilkan  Joko Pekik dalam pameranArtJog tahun 2014. Lukisan Joko Pekik tersebut berukuran sangat besar yaitu 300 cm x600 cm menggunakan media cat minyak di kanvas.Dalam lukisan tersebut terdapat subjek seekor buaya raksasa yang sedang menggaruk-garuk tanah. Buaya tersebut terlihat sangat buas dengan mulut yang terbuka dan cakarnya sangat tajam sekali.Tanah galian buaya tersebut membentuk sebuah lingkaran dengan titik di tengahnya. Dalam lukisan tersebut tergambarkan lidah buaya sedang menjulur ke titik tengah lingkaran yang dibuatnya.Kepala dan badan buaya terdapat disebelah kanan,sedangkan ujung ekornya berada disebelah kiri atas.Pada sebelah kiri terdapat subjek kerumunan manusia yang ingin melawan buaya tersebut. Dalam kerumunan tersebut ada yang membawa bambu runcing, pisau maupun tangan kosong.Disebelah kanan atas lukisan tersebut terdapat subjek perumahan penduduk Papua dan pegunungan yang membentang dari arah kanan ke kiri. Lukisan tersebut dominan menggunakan warna coklat, terutama pada bagian tanah dan kerumunan orang. Subyek buaya sendiri yang berwarna coklat kehijauan dan warna merah pada lidahnya.

Analisis Formal
            Lukisan tersebut memiliki komposisi yang sangat menarik. Hampir setengah bidang kanvas dipenuhi oleh seekor tubuh buaya. Hal itu memberikan kesan bahwa buaya tersebut sudah menguasai bidang lukisan. Buaya tersebut seperti sedang menjaga tanah galiannya dari kerumunan masyarakat. Lidahnya berwarna merah sedang menghisap intisari tanah galiannya. Kerumunan masyarakat di tempatkan sebelah kiri bawah, memberikan kesan golongan masyarakat yang sedang terpojokan oleh buaya tersebut. Tetapi kerumunan itu terlihat berusaha melawan buaya tersebut. Dalam lukisan tersebut tergambarkan suasana sengketa yang sangat panas antara buaya raksasa dan masyarakat.

Tabel Analisis
No
Subjek
Unsur
Prinsip
1

Buaya raksasa dengan lidah yang menjulur
Bentk kekuasaan asing yang sedang menikmati sumber daya alam Indonesia
2

Lubang melingkar
Lubang tambang galian yang ikuasai oleh perusahaan asing
3

Krumunan penduduk
Masyarakat indonesia yang ingin merebut kekayaan alamnya kembali
4

Rumah masyarakat
Meskipun kaya dengan sumbr daya alam, tetapi keadaan masyarakat Indonesia tetap miskin
5

Pegunungan
Betapa kayanya sumber daya alam Indonesia

Interpretasi
            Joko Pekik ingin menggambarkan keadaan Indonesia yang sekarang ini dalam lukisan tersebut. Buaya rakasasa menggambarkan tentang kapitalisme yang ada di Indonesia. Banyak sekali perusahaan-perusahaan asing yang menguasai kekayaan alam Indonesia. Perusahaan asing tersebut mengeruk habis-habisan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia hanya bisa menontonnya saja.
Joko Pekik mengibaratkan buaya raksasa dalam lukisan terebut adalah perusahaan freeport yang bergerak dibidang tambang emas. Buaya tersebut membuat lubang mirip tambang emas perusahaan freeport yang ada di Papua. Buaya menggambarkan perusahaan freeport yang sangat serakah karena menikmati hasil tambang emas untuk dirinya sendiri. Sebagai pemilik tambang, Indonesia hanya diberi sedikit bagaian. Akhirnya masyarakat Indonesia yang sadar akan hal tersebut menjadi geram dan marah. Masyarakat Indonesia ingin sekali mengusir perusahaan tersebut dengan cara apapun. Tetapi perusahaan tersebut terlalu kuat untuk dikalahkan.

Evaluasi
            Lukisan Joko Pekik tersebut lebih menekankan pada segi ilustrasi dan simbolik. Segi ilustrasinya tergambarkan pada kerumunan masyarakat yang sedang melawan buaya. Sedangkan segi simboliknya tergambarkan pada buaya itu sendiri. Seekor buaya sudah cukup mewakili keserakahan dan kerakusan dari perusahaan tersebut. Secara keseluruhan lukisan tersebut sangat menarik. Butuh pengalaman yang luar biasa untuk dapat mengambarkan lukisan tersebut.


Isa Ansori
2411413031

Seni Rupa S1

.


Tugas - Apresiasi dan Kritik Seni - Terhadap Lukisan Masdibyo Yang Berjudul Poligami




 Apresiasi dan Kritik Seni - Terhadap Lukisan Masdibyo Yang  Berjudul Poligami



Masdibyo, Poligami, 2009, Acrilic on canvas, 300 cm x150 cm


Deskripsi

            Lukisan Masdibyo di atas berjudul Poligami yang dibuat pada tahun 2009.Lukisan tersebut berukuran 300 cmx150cm yang menggunakan media cat acrilic di canvas. Lukisan tersebut sering ditampilkan oleh Masdibyo dalam pameran tunggalnya. Lukisan ini sekarang dikoleksi oleh bapak Jimmy Nangoy asal Surabaya, yaitu seorang kolektor seni yang banyak mengkoleksi karya-karya Masdibyo. Lukisan tersebut dibuat menggunakan kuas dan pisau palet. Kuas digunakan untuk membuat bidang-bidang halus dan rata, sedangkan palet digunakan untuk membuat bidang yang bertekstur.Dalam lukisan tersebut  terdapat subjektiga ekor ikan yang dibuat sedemikian rupa dengan warna-warna khas dari lukisan Masdibyo.Keseluruhan subjeknya adalah satu ekor ikan besar dan dua ekor ikan sedang. Ikan yang paling besar dengan mulut yang terbuka dan menampakkan gigi-gigi runcingnya.Sedangkan dua ekor ikan lainnya berada di sebelah kanan tampak diam dan tenang.Pada ikan jantan hanya tergambarkan dari kepala sampai perut ikan saja. Pada ikan betina yang di atas bagian kepaladan ekornya terpotong,dan mulut ikannya menempel pada kepala ikan jantan. ikan betina yang berada dibawah terlihat utuh, hanya bagian ekornya terpotong dan terpisah dengan ikan yang lainnya. Dalam lukisan tersebut terdapat banyak sekali bidangwarna yang berada di tubuh ikan. Subjek ikan menggunakan warna hangat seperti coklat,kuning,merah, dan coklat tua. Pada background dominan menggunakan warna hitam dan sedikit warna kuning di bagian atas.Pada ikan  bagian atas disetengah badannya terdapat lunturan cat berwarna coklat tua yang mengalir ke bawah.


Analisis Formal

            Pada background bagian bawah semuanya warna hitam, ini memberi kesan mendalam pada lukisan tersebut.Unsur garis terasa sangat kuat terutama terdapat pada garis coklat tua bagian ingsan ikan yang jantan.Unsur pencahayaannya juga sangat menarik dan tepat berpadu dengan bidang-bidang warna ikan.Terdapat ruang background yang terkesan sempit pada bagian atas, karena ada dua ikan yang memenuhi ruang tersebut.Dalam lukisan masdibyo tersebut mempunyai cita rasa ketimuran terutama pada daerah nusantara. Terlihat dalam kombinasi warna coklat,merah, dan hitam yang merupakan warna-warna khas dari karya seni nusantara seperti batik,wayang,tenun dan lain-lain.
            Dalam karya tersebut terdapat ilustrasi gerak yang saling berinteraksi satu sama lain. Ikan jantan menghadap ke arah kanan dan ikan betina yang menghadap ke arah kiri.Unsur garis yang terbentuk diantara bidang-bidang warna membentuk garis imajiner.Sapuan garis paling terlihat di bagian seperti ingsan dan sirip yang mempunyai garis tegas. Pandangan utama dalam lukisan ini terdapat di bagian atas, terutama ikan yang jantan.Ikan dibagian bawah terkesan tenggelam terhadap dua ikan diatasnya, apalagi disekelilingi backgrond yang berwarna hitam.

Tabel Analisis

No
Subjek
Unsur
Prinsip
1








Ikan jantan dengan
mulut terbuka dengan giginya yang runcing





Ikan yang ditakuti oleh dua ikan laiinya
2

Ikan jantan menempel dengan ikan betina yang di atas
Ikan jantan lebih dekat dan sayang kepada ikan betina yang di atas
3




Ikan betina di bawah dengan background warna hitam


Ikan betina tersebut semakin terpuruk dengan keadaan yang terjadi




Interpretasi

            Tiga ikan tersebut saling berkaitan yang penggambarannya merupakan bentuk simbolis dari figur manusia.Dia menggantikan sosok manusia yang merupakan pelaku poligami dengan seekor ikan berwarna-warni. Karya ini adalah bentuk ekspresi dari Masdibyo yang mengkritisi  feomena poligami pada masa saat itu. Dalam lukisan tersebut terdapat sosok ikan jantan yang membuka mulutnya, terlihat sangat ganas dengan giginya yang tajam dan ditakuti oleh dua ikan lainnya. Masdibyo menggambarkan bahwa laki-laki melakukan poligami adalah seseorang yang benar-benar berani.  Dalam mengambil keputusan harus adil dan bijaksana terhadap istri-istrinya. Dihadapan ikan jantan tersebut terdapat dua ekor ikan betina yang divisualisasikan lebih kecil.Masdibyo ingin menggambarkan kuasa dari sang istri tidak sebesar suami. Ikan-ikan tersebut tampak patuh sekali dengan ikan jantan di depannya,mulutnya mengatup dengan mata yang was-was. Masdibyo menggambarkan bahwa para istri dari pelaku poligami sangat patuh sekali terhadap segala perintah sang suami.Mereka hanya diam tidak berani berkata apa-apa  dan selalu menuruti kehendak dari sang suami.Meskipun mereka kelihatan diam dan pasrah,tetapi mata mereka terbuka lebar dan selalu was-was mengamati gerak-gerik dari sang suami. Mungkin karena itu penenempatan komposisi ikan dihadapkan ke tengah, karena merupakan subjek utama yang ingin digambarkan oleh Masdibyo. Dia ingin menggambarkan ekspresi ikan itu sendiri. Dalam lukisan tersebut tergambar  juga ikan jantan lebih dekat dengan ikan betina yang bagian atas, dan agak mengabaikan ikan betina yang berada dibagian bawah.Masdibyo ingin mengkritisi bahwa pelaku poligami kalau lagi senang-senangnya dengan istri yang kedua biasanya akan lupa dengan istri pertama dan agak mengabaikannya.Terlihat dari ekspresi ikan yang paling bawah kelihatan sedih dan semakin pasrah,ditempatkan bagian bawah agar terkesan semakin tenggelam. Ditambah dengan background bagian atas berwarna kuning menggambarkan suasana yang sedang bahagia, sedangkan dibagian bawah diberi background berwarna hitam yang menggambarkan suasana kegelapan,kepasrahan,mengalah dan menerima apa adanya. Ditambah bagian sirip ikan berwarna biru, yang menggambarkan dalam menjalani kehidupan ikan itu akan terasa sulit, karena kasih sayang dari suami sudah terbagi dengan istri lainnya.Berbeda dengan ikan dibagian atas yang siripnya berwarna kuning, menggambarkan kehidupannya penuh dengan keceriaan dan semangat.


Evaluasi

            Secara keseluruhan lukisan tersebut sudah sangat baik. Masdibyo lebih menekankan pada unsur simbolik pada lukisan tersebut. Dimana Masdibyo berhasil menggambarkan manusia poligami sebagai seekor ikan. Dimana tiga ekor ikan tersebut sudah cukup mewakili tentang poligami dan memiliki makna yang mendalam. Hal tersebut merupakan bentuk penggambaran ide yang sangat cerdas  dan tidak biasa. Komposisi lukisan tersebut juga sudah sangat tepat dan menarik. Pembuatan warnanya  sangat matang dengan membentuk bidang-bidang. Penggabungan warnanya sangat enak untuk dilihat anatara bidang satu dengan lainnya. Butuh kepekaan yang tinggi untuk bisa membuat bidang-bidang warna dalam lukisan tersebut. Dan Masdibyo dapat melakukannya dengan sangat baik.



Isa Ansori
2411413031

Seni Rupa S1
            

UAS Seni Rupa Unnes Kritik Seni Holistik Terhadap Lukisan Putu Sutawijaya Yang Berjudul Tarian Kesunyian - Isa ansori



Apresiasi Dan kritik Seni 
Kritik Seni Holistik Terhadap Lukisan Putu Sutawijaya Yang Berjudul Tarian Kesunyian




Putu Sutawijaya, Tarian Kesunyian, 2010, Mix Media on Canvas, 190 cm x150 cm


Deskripsi        
      Lukisan merupakan ungakapan dan ide dari seorang seniman yang di tuangkan pada sebuah kanvas ataupun media lainnya. Lukisan memiliki berbagai tujuan,mulai dari kritik sosial,budaya,politik dan ekspresi seniman. Lukisan karya Putu Sutawijaya di atas berjudul Tarian Kesunyian yang dibuat pada tahun 2010. Putu Sutawijaya lahir tanggal 27 November 1970 di Angseri, Baturiti, Tabanan, Bali. Sejak masih kecilsudah menekuni dunia seni, khusunya seni lukis. Saat masih SMP dia sudah mampu menjual karya-karya ilustrasi wajah indo dan oriental sebagai sampul novel ke penerbit lokal. Setelah mengikuti pendidikan seni di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), dia menjual karya lukis khas Bali tradisionalnya ke Pasar Seni Sukawati. Setelah lulus dari SMSR tahun 1991, dia melanjutkan pendidikan ke Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, masuk jurusan Seni Lukis (1991-1998). Pengalaman berkeseniannya dimulai ketika ia membawa-bawa gulungan karya untuk diperlihatkan pada galeri-galeri kecil di Bali setiap libur semester, sebagai langkah awal memperkenalkan karyanya ke masyarakat. Pengalaman ini yang mewarnai perkembangan estetiknya mulai dari ide, kreativitas dan kemauan pasar. Perjuangan untuk mendapat apresiasi juga menjadi tantangan tersendiri baginya.Seluruh hidupnya didedikasikan pada dunia seni, mendorongnya membuat karya seni yang dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Putu Sutawijaya terus membuat karya-karya baru yang berbeda dengan karya-karya pada masa itu. Salah satunya adalah menggunakan figur laki-laki dalam karyanya. Karakteristiknya yang lain, ia kerap menggunakantinta bakpada media berkaryanya. Salah satu karyanya Looking for Wings terjual di balai lelang Sotheby’s dengan harga fantastis. Para pengamat senirupa menyebut peristiwa itu sebagai insiden Mei 2007, yang telah menjadi pemicu ledakan senirupa kontemporer Indonesia di Asia TenggarA. Indonesia akhirnya diperhitungkan sebagai tempat baru perburuan seni kontemporer khusunya seni lukis, bersaing dengan Tiongkok dan India. Sejak itulah nama Putu Sutawijaya berada di jajaran seniman muda kelas atas Indonesia.
            Lukisan karya Putu Sutawijaya tersebut berukuran besar yaitu 190x150 cm. Lukisan tersebut menggunakan media campuran dikanvas.Teknik pembuatannya dengan menggunakan palet, kuas dan cipratan-cipratan cat.Dilukisan tersebut terdapat subjek seorang penari laki-laki. Subjek penaritersebut  sedang bergerak dengan melangkahkan kakinya.Kakinya sebelah kanan terlihat sedangbergerak kesamping dengan tumpuan kaki sebelah kiri.Pada bagian tangan sebelah kanan bergerak kebawah dengan posisi tangan dalam gerakan  tarian disebut boyo mangap dan tangan sebelah kiri dengan posisi nyekithing. Subjek manusia dominan menggunakan warna hitam, tetapi juga diberi sentuhan warna coklat dan abu-abu dibeberapa bagian. Dalam lukisan ini terdapat komposisi yang menarik, yaitu subjek manusia berada di tengah dan agak menjorok ke sebelah kiri.

Analisis Formal
            Sapuan kuas warna hitam yang terdapat pada bagian kepala memberikan kesan sedang bergerak.Warna hitam dalam subjek manusia memberi kesan kuat,sedangkan warna coklat dan abu-abu memberi kesan ringan. Warna yang ditampilkan juga sangat minimalis yaitu hanya menggunakan warna abu-abu,hitam dan coklat.Penggunaan minimalis warna memberikan kesan kesederhanaan. Kesan yang tertangkap dalam lukisan tersebut adalah kedamaian,ketenangan, dan penuh dengan konsentrasi. Hal tersebut didukung oleh background yang warnanya kelihatan menyejukkan meskipun dengan goresan yang sangat ekspresif. Warna-warna ini merupakan ciri khas dari lukisan Putu Sutawijaya itu sendiri.
            Pada beberapa bagian seperti tangan dan kaki diberi garis hitam yang ekspresif untuk mempertegas bentuknya.Pada bagian atas terdapat goresan dan plototan cat yang mengikuti gerakan kepala.Raut tersebut memberi kesan gerakan kepala yang sedang berlenggak-lenggok.Pada bagian kaki terdapat sapuan kuas yang sangat kuat dan menjorok kekaki sebelah kiri.Kuasan tersebut memberi kesan kaki sebelah kiri sedang bergerak kesamping.Pada bagian tangan kanan sampai kiri terdapat bloboran cat yang mengalir kebawah, memberikan kesan sedang bergerak.Sapuan kuas warna hitam yang digunakan sangat kuat, dan membentang dibagian atas dari kiri sampai kanan.Bentuk tersebut memberi komposisi yang menarik dalam lukisan tersebut.Pada bagian background dominan menggunakan warna abu-abu dan diberi sedikit warna coklat dibeberapa bagian, memberikan kesan lebih hidup dalam lukisan tersebut. Goresan kuas pada background  kelihatan sangat ekspresif,dibuat menggunakan pisau palet dibeberapa bagian.

Interpretasi
            Putu sutawijaya ingin mengekspresikan gerakan dari seorang penari.Dimana dalam lukisan tersebut terlihat seorang penari yang sedang menari sendirian.Meskipun yang ditampilkan hanya seorang penari saja,tetapi subjek terebut cukup kuat dan ekspresif sekali.Putu Sutawijaya ingin mengungkapkan dalam lukisan tersebut, ketika seseorang dalam kesendirian dan berkonsentrasi,orang tersebut akan dapat mengekspresikan dirinya sebebas-bebasnya.Ekspresi yang tanpa keraguan dan kebimbanagan. Semua mengalir apa adanya.

Evaluasi
            Secara keseluruhan lukisan ini sangat baik. Butuh kematangan dari segi teknik, pengalaman dan pengetahuan yang tinggi untuk dapat membuat lukisan terebut. Penggunaan warnanya juga sangat sederhana sekali dan tidak berlebihan. Dimana kesederhanaan warna tersebut merupakan ciri khas dari lukisan Putu Sutawijaya sendiri. Pembuatan warnanya sudah sangat matang dan goresan garisnya juga sangat berkualitas. Lukisan ini lebih menekanakan pada ungkapan ekspresi. Ekspresi dari seniman sangat terasa sekali lewat goresan kuasnya. Lukisan ini mampu merefleksikan pembentukan energi kejiwaan  mewakili gejolak yang dialami oleh Putu Sutawijaya pada saatberproses. Dimana gejolak tersebut sudah tertahan lama dan pada saat yang tepat diekspresikan pada sebuah kanvas.


Isa Ansori
2411413031

Seni Rupa S1